Rahim Pengganti

Bab 175 "Kematian Melody"



Bab 175 "Kematian Melody"

0Bab 175     
0

Duka Yang Begitu Dalam     

Gina lalu menutup teleponnya wanita itu baru saja ditelepon oleh sang kakak ia mengatakan akan kembali ke Jakarta bersama dengan suaminya dan juga si kecil untuk menghadiri sebuah acara. Mendengar hal itu membuat Gina begitu bahagia karena saat acara syukuran kemarin keduanya tidak sempat untuk berlama-lama bersama dikarenakan suami dari kakaknya itu harus segera pulang untuk menyelesaikan banyak tugasnya.     

Daffa yang baru keluar dari kamar mandi menoleh ke arah sang istri yang saat ini sedang duduk dengan setoples cemilan yang baru mereka beli ketika akan pulang menuju penginapan tadi. Dafa hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku sang istri yang semakin hari semakin membuatnya menggemaskan, tadi saat mereka sedang jalan-jalan ibu hamil tersebut meminta untuk segera pulang ke penginapan hal itu dilakukan karena ghina sudah terlalu capek dan ingin segera merupakan tubuhnya di atas tempat tidur namun nyatanya berbeda ketika mereka sudah sampai di penginapan, Gina bukannya tertidur atau merebahkan dirinya di atas tempat tidur melainkan asyik berbicara di telepon dengan melodi. Dan saat ini setelah panggilan tersebut terputus Gina menatap kearah televisi dengan begitu intens.     

"Kamu nggak bersih bersih dulu sayang?" tanya Daffa. Gina lalu menoleh ke arah suami nya itu, wanita itu menampilkan senyum yang begitu indah.     

"Sebentar lagi Mas. Ini lagi nonton berita. Kasihan banget Mas, suami istri kecelakaan anak nya masih kecil," ucap Gina.     

Dafa lalu menatap kearah televisi di mana sang istri sedang menonton terlihat dengan jelas saat ini mobil yang menjadi korban kecelakaan hancur tanpa tersisa.     

"Kasihan banget ya mas. Anaknya dua meninggal dunia, terus yang masih bayi selamat. Kedua orang tua nya juga meninggal. Ya ampun, rasa nya aku nggak akan bisa sanggup jika hal itu terjadi pada keluarga kita Mas," ujar Gina.     

Wanita hamil itu lalu mendekat ke arah suaminya dan memeluk Daffa dengan begitu berat air mata Gina sudah mengalir dengan deras hormon kehamilan, membuat wanita itu gampang saja menangis walaupun terkadang dengan hanya hal sepele. Daffa lalu mengusap punggung sang istri dengan begitu penuh kasih sayang.     

***     

Pagi harinya Gina dan Dafa terbangun seperti biasa keduanya lalu mempersiapkan diri mereka untuk kembali melanjutkan aktifitas selanjutnya. Setelah selesai sarapan yang dipesan dari penginapan mereka berdua menunggu Pak Yusuf yang akan menjemput dan membawa mereka kembali menuju ke tempat-tempat yang sudah disebutkan oleh Gina kemarin.     

Selama menunggu Pak Yusuf tidak banyak hal yang dilakukan oleh Gina maupun Dafa keduanya hanya duduk di depan penginapan sembari bermain ponsel.     

Tidak membutuhkan banyak waktu untuk keduanya menunggu kedatangan Pak Yusuf mobil yang akan membawa mereka berjalan-jalan sudah sampai di depan penginapan . Dafa dan juga Gina lalu masuk dan mulai memasang sabuk pengaman.     

Gina lalu mengatakan kepada Pak Yusuf untuk segera membawa mereka ke tempat yang mereka inginkan, sepanjang perjalanan Gina dan Daffa sibuk bercerita mengenai banyak hal sesekali sopir pribadi mereka tersebut menyahut pertanyaan yang dilontarkan oleh Daffa. Hingga mereka akhirnya tiba di sebuah tempat dimana tempat tersebut begitu diinginkan oleh Cina sejak awal , sebelumnya Gina sudah meminta sang suami untuk pergi ke tempat tersebut namun karena hari sudah semakin sore kemarin dan tidak baik untuk seorang ibu hamil berpergian malam hari sehingga mereka akhirnya pulang lebih dulu.     

Dan pagi hari keesokannya mereka akan pergi melanjutkan perjalanan. Setibanya di tempat tersebut Gina langsung tersenyum bahagia wanita hamil itu lalu mengajak sang suami untuk berkeliling tempat yang ada di sana, Daffa selalu setia berada di samping Gina dan tak pernah melepaskan genggaman tangan istrinya tersebut.     

"Mas fotoin aku ya," ucap Gina. Mendengar permintaan dari sang istri membuat Dafa lalu mulai melakukan apa yang diinginkan Gina banyak pose yang dilakukan oleh ibu hamil tersebut agar terlihat begitu menarik. Setelah Gina puas dengan posisi dirinya sendirian kita hamil itu lalu mengajak Dafa untuk bergabung bersama dirinya dalam satu frame foto, Daffa lalu meminta beberapa petugas yang menjaga taman tersebut untuk mengambil foto mereka.     

Cukup lama keduanya berada di tempat tertentu terlihat begitu bahagia pelajari dari cerita tidak pernah sedikitpun yang benar-benar tangguh rasanya bahagia. Telah selesai dari tempat tersebut saat ini Gina dan Daffa sedang berjalan-jalan menuju ke tempat makan siang mereka yang tidak jauh dari taman tersebut.     

Ketika sedang menikmati makan siang mereka tiba-tiba ponsel milik Daffa berdering terlihat jelas disana nama sang ayah mertua tertera tiba-tiba perasaan Dafa tidak enak ketika melihat panggilan tersebut.     

"Siapa Mas?" tanya Gina. Dafa lalu menunjukkan ponselnya kepada sang istri Gina yang melihat nama sang ayah tertera di sana langsung menatap penuh tanda tanya kepada suaminya tersebut. "Ayah kenapa nelpon kamu mas? Tumben," ucap Gina.     

Ayah Bian sangat jarang menelpon kepada Daffa jika pria itu ingin berbicara dengan menantunya maka Ayah Bian akan mengirim pesan terlebih dahulu kepada dirinya namun kali ini tidak ada pesan masuk dari sang ayah mertua dan hal itu semakin membuat Daffa tidak tenang. Terlebih ternyata sebelumnya juga ada panggilan tak terjawab dari bapak Joyo di handphone-nya.     

"Coba angkat Mas, siapa tahu ada hal yang ingin di ucapkan ayah," uajr Gina.     

Daffa lalu mengangkat panggilan tersebut pria itu terdiam di tempatnya ketika mendengar suara tangisan yang begitu menyayat hati dari panggilan tersebut seketika jantung Dafa letak dengan sangat kencang pria itu lalu menoleh kearah istrinya yang juga menatap dirinya dengan penuh pertanyaan.     

***     

Disinilah mereka berdua sejak tadi Dina hanya terus menangis dan menangis saja wanita hamil itu tidak henti-hentinya mengeluarkan air mata saat ini Gina dan Daffa sedang menunggu pesawat mereka untuk kembali ke Jakarta kabar yang disampaikan oleh ayah Bian sungguh membuat keduanya sok terlebih Gina yang tidak menyangka hal tersebut bisa terjadi.     

Daffa yang berada di samping istrinya hanya bisa memberikan kekuatan kepada Gina untuk tetap sabar dan tenang dalam menjalani semua hal yang terjadi bahwa juga kaget ketika diberitahu akan hal tersebut yaitu awalnya tidak ingin memberitahukan hal tersebut kepada sang istri namun melihat wajah dan pertanyaan yang terus lontarkan oleh Gina membuat Daffa akhirnya memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi.     

Dan benar saja ketika istrinya itu tahu sesuatu Han terjadi Gina langsung histeris dan menangis bahkan wanita hamil itu hampir pingsan di tempat makan tersebut. Daffa langsung menghubungi pak Yusuf untuk mengambil mobil supaya mengantar mereka ke penginapan dan juga mengantar mereka menuju bandara.     

"Kamu yang tenang semua akan baik baik aja, kita tidak akan tahu apa yang terjadi sebelumnya, semua di sana masih menunggu kabar," ucap Daffa. Pria itu mencoba menenangkan sang istri yang terus saja menangis Dafa sangat takut dengan kondisi istrinya yang saat ini benar-benar terpuruk saat sang ayah mertua menelpon tadi ayah dia juga mengatakan untuk menjaga Gina dengan baik karena pria itu tahu bagaimana kondisi anak bungsunya itu jika mengetahui hal yang tidak diinginkan.     

Dina hanya diam saja wanita hamil itu tidak menjawab apa yang dilontarkan oleh sang suami tatapan saat Gina saat ini banyak hal-hal yang tidak ingin dia pikirkan akhirnya dipikirkan juga oleh Gina. Rasa takut serta bayangan-bayangan buruk lewat begitu saja di kepalanya.     

"Mas … aku, takut aku takut kehilangan," ujar Gina.     

Ucapan tersebut berulang kali diucapkan oleh Gina hanya terus berusaha membuat istrinya terlihat lebih tenang tak lama pesawat yang akan membawa mereka kembali ke Jakarta telah sampai telepon langsung membawa istrinya itu menuju kabin pesawat. Selama di perjalanan Gina selalu berdoa supaya apapun yang terjadi tidak benar-benar terjadi kita selalu berkata kepada suaminya apakah hal yang terjadi saat ini adalah mimpi atau tidak namun Daffa tidak bisa menjawab karena pria itu takut membuat sang istri semakin syok.     

Pesawat yang dinaiki oleh Daffa dan juga ghina sudah mendarat dengan selamat di bandara soekarno-hatta keduanya lalu segera turun. Setelah mengurus beberapa hal penting lainnya Dafa dan kita keluar dari dalam bandara mobil jemputan sudah berada di depan segera saja mereka berdua pergi dari bandara tersebut, sepanjang perjalanan dinas selalu bertanya kepada sopir milik Ayah Brian bagaimana kondisi orang-orang di rumah sana sedangkan sopir tersebut hanya bisa diam karena dirinya juga tidak tahu harus menjawab seperti apa.     

"Kita berdoa saja dulu sayang. Semua akan baik baik saja, kamu harus percaya hal itu," ujar Daffa. Gina menganggukkan kepalanya, wanita itu berusaha untuk terlihat baik-baik saja meskipun saat ini semua pikiran buruk sudah berputar di kepalanya. Tak membutuhkan banyak waktu mereka berdua sudah sampai di rumah Ayah dan Bunda Karisa terlihat banyak sekali mobil para kerabat yang sudah terparkir di depan rumah tersebut serta sudah terpasang tenda hal tersebut membuat Daffa segera menggandeng sang istri dengan begitu orang dapat tidak mau sesuatu hal terjadi kepada istrinya tersebut keduanya lalu berjalan masuk kedalam rumah. Hal pertama yang dilihat oleh mereka berdua adalah banyaknya orang yang sedang duduk dan membacakan doa serta menghadap kedua orang yang terbaring di sana seketika melihat hal tersebut Gina langsung jatuh pingsan.     

Meminta bantuan beberapa orang untuk membawa istrinya ke dalam kamar melihat keadaan Gina yang sudah pingsan membuat Bunda Karisa yang sedang duduk terdiam di sana berjalan menuju sang anak.     

"Kamu nggak usah khawatir, ambilin Gina air aja. Biar bunda di sini, dia pasti kecapekan," ujar bunda Carissa. Daffa lalu menganggukan kepalanya, dan segera pergi dari dalam kamar.     

***     

Gina terbangun dari pingsannya wanita itu langsung menangis apa yang terjadi, Daffa yang baru saja masuk ke dalam kamar seketika langsung mendekati istrinya ketika melihat air mata sang istri mengalir begitu deras.     

"Mas!!" Gina langsung memeluk sang suami ketika melihat jauh datang mendekat ke arahnya wanita hamil itu seketika langsung menumpahkan air mata yang tahan. Rasanya saat ini Gna sudah tidak tahu harus berbuat seperti apa lagi semua seperti mimpi mimpi buruk yang datang begitu cepat.     

"Kita keluar ya jenazahnya mau dimakamkan," ucap Daffa.     

Gina menganggukkan kepalanya namun sebelum keluar wanita hamil itu berganti pakaian lebih dulu suhu saat ini Gina sangat tidak bisa menerima apa yang terjadi wanita itu takut sangat takut. Dafa terus menggenggam tangan sang istri bahkan ketika mereka berdua telah sampai di ruang keluarga dan menatap kedua jenazah yang sudah terbaring dengan begitu kaku di tempatnya.     

Orang tersebut adalah melodi dan suaminya keduanya mengalami kecelakaan ketika akan pergi ke suatu tempat , kemarin malam setelah selesai menelpon dengan Gina ternyata Melody dan sang suami langsung berangkat dari Malang menuju Jakarta , ketika sampai di Jakarta semua baik-baik saja namun saat mereka akan pergi menuju ke tempat salah satu teman dari suami Melody di tol mobilnya dibawa seketika menabrak pembatas jalan dan membuat kedua orang tersebut terpental sangat jauh.     

Suami dari Melody meninggal ditempat sedangkan melodi masih bisa dibawa ke rumah sakit namun baru sampai di rumah sakit kita itu juga ikut menghembuskan napas terakhirnya tidak banyak hal yang terjadi semuanya begitu cepat bahkan ayah Bian yang baru tadi pagi bertemu dengan itu harus segera kehilangan begitu dia sayangi.     

Mendapatkan kabar tersebut benar-benar membuat seluruh keluarga syok kehilangan yang begitu berat adalah kematian, dan hal itu membuat semua orang di sana bisa merasa duka yang teramat berat.     

"Bang!!" Ryu menoleh ke arah adiknya, terlihat dengan sangat jelas pria itu juga bisa merasakan apa yang Gina rasakan. Mereka berdua saling berpelukan, menyalurkan semua hal yang terjadi. Rasa sakit yang sama sama keduanya rasakan.     

"Kakak bang, kakak kenapa kakak begitu cepat pergi, kenapa bang kenapa." Tangisan yang begitu pilu oleh Gina membuat beberapa orang di sana menoleh ke arah Gina, semuanya bisa merasakan bagaimana sakitnya perasaan Gina sekarang.     

Melihat putrinya yang menangis didalam pelukan sang putra saya Bian lalu mendekat ke arah Gina pria itu lalu memeluk sang anak dan membisikkan beberapa kata supaya anaknya itu bisa lebih tenang dan benar saja Gina akhirnya sedikit lebih tenang.     

Di dalam mobil ini Gina bersama dengan Daffa, Dewa dan beberapa teman lainnya berangkat bersama-sama menuju ke pemakaman Melody dan suaminya sudah sejak tadi Sekar berusaha menenangkan Gina namun, tetap saja ibu hamil itu tidak henti hentinya menangis dengan apa yang terjadi.     

"Udah Lo, gak boleh nangis terus. Kasihan anak didalam perut Lo, dia juga pasti bakalan sedih melihat bundanya seperti ini. Kak Melody sudah tenang, semuanya sudah terjadi. Takdir Tuhan siapa yang tahu," ujar Sekar.     

"Kenapa harus kak Melody, kenapa Kak?" tanya Gina.     

"Semua sudah menjadi takdir yang Tuhan ciptakan. Kita sebagai makhluk nya hanya bisa mengikuti apa yang terjadi, tidak ada hal yang bisa kita lakukan selain berdoa untuk kak Melody."     

Semua orang juga kaget semua orang juga terkejut dengan kabar tersebut namun lagi-lagi tidak ada yang tahu mengenai takdir Tuhan tapir yang sudah ditangan masing-masing setiap makhluk hidup sebelum lahir bayi akan menangis maka tangisannya itu adalah salah satu itu tanda bahwa dirinya harus menjalani kehidupan di dunia dengan penuh air mata.     

***     

Semua orang yang berkumpul di ruang tamu setelah selesai dari pemakaman melodi dan sang suami mereka berkumpul di rumah kediaman Ayah Bian. Kedua orang tua dari suami Melody sejak tadi sudah ada di sana, terlihat dengan sangat jelas kedua mertua sang kakak begitu kehilangan keduanya kehilangan anak dan juga menantu kesayangan mereka.     

Gina saat ini sedang mencoba membuat susu untuk keponakannya tersebut anak perempuan ahn.jae baru berusia kurang lebih 1 bulan itu sejak tadi terus menangis melihat hal tersebut membuat Gina segera bertindak . Setelah selesai membuat susu wanita hamil itu lalu berjalan mendekati mertua sang kakak yang saat ini sedang menggendong Gaby.     

"Boleh Gina gendong Tante," ucap Gina. Ibu dari Adnan lalu menganggukkan kepalanya dan memberikan cucunya tersebut kepada Gina. Anak kecil itu lalu berhenti menangis ketika berada di gendongan Gina dan hal itu membuat semua orang yang ada di sana tersentuh Gina lalu memberikan botol yang berisi susu kepada keponakannya tersebut dengan sangat cepat Gaby menghisap botol susu tersebut.     

Air mata ini menetes saat melihat bagaimana keponakannya yang seharusnya masih bisa merasakan dekapan dan kasih sayang dari sang Ibu namun di usianya yang masih sangat kecil harus menerima kenyataan bahwa kedua orang tuanya sudah pergi meninggalkan dunia untuk selama-lamanya.     

"Minum yang banyak ya, nak ada Buna yang akan selalu menyayangi Gaby," ucap Gina.     

Semua orang yang ada di sana terharu dengan apa yang diucapkan oleh Gina terlebih lagi ketika melihat anak kecil itu seketika langsung tenang di dalam dekapan Gina titik semuanya begitu sedih dengan kejadian tersebut.     

Setelah 1 botol susu tersebut habis dan saat ini Gaby juga sudah terlelap, Bunda Carissa meminta Gina untuk membawa cucu mereka tersebut ke dalam kamar. Bunda Karisa juga menyuruh Gina untuk beristirahat, wanita paruh baya itu tidak ingin terjadi sesuatu kepada anaknya tersebut karena dirinya tahu bagaimana perjalanan jauh Gina dan harus mendengar kabar yang begitu menyakitkan ini sehingga membuat wanita hamil itu pasti kelelahan.     

Dafa yang sudah selesai dengan urusan untuk pengajian nanti malam segera menyusul sang istri masuk ke dalam kamar. Pria itu bisa melihat bagaimana Gina merawat Gaby yang saat ini sedang tertidur di samping sang istri Gina yang juga memejamkan matanya terlihat dengan sangat jelas bahwa wanita itu begitu lelah Daffa lalu mendekat ke arah sang istri dan mengecup dahi istrinya dengan begitu penuh kasih sayang.     

"Mas!!" Gina tiba-tiba terbangun karena merasa mendapatkan kecupan dari sang suami tersebut melihat istrinya terbangun membuat Dafa menjadi tidak tega pria itu lalu meminta sang istri untuk kembali tertidur namun Gina menggelengkan kepalanya.     

Keduanya lalu duduk di sofa samping tempat tidur Gina mereka berdua saling menatap ke arah tempat tidur di mana Gaby yang saat ini dengan minyaknya sedang tertidur setelah menghabiskan air susu yang dibuatkan oleh Gina tadi.     

"Anak sekecil Gaby harus menerima kenyataan yang begitu menyakitkan kan rasanya aku saja yang sudah beranjak dewasa bahkan akan menjadi seorang ibu sangat sakit merasakan kehilangan ini Mas apalagi dia yang baru mengenal ibu dan ayahnya selama 1 bulan ini ini aku tidak tahu apa yang harus apa yang terjadi nantinya yang jelas Gaby harus selalu bahagia."     

"Udah ya nggak boleh nangis lagi mereka udah bahagia disana kita gak bisa terus-terusan seperti ini kalau kita seperti ini mereka juga nggak akan tenang di sana kamu harus tegar semua hal yang kita hadapi ada garis dari Tuhan Mas yakin bahwa Gaby akan tumbuh menjadi seorang wanita yang kuat wanita yang begitu penuh dicintai oleh orang-orang disekitarnya. Anak itu juga akan bangga memiliki kamu Bunanya yang begitu menyayangi dan mencintai dirinya."     

***     

Hari demi hari telah dilalui oleh mereka semua tepat hari ini seminggu yang lalu duka itu menyelimuti mereka semua selama seminggu ini juga Gina dan Daffa tinggal di rumah kedua orang tua Gina hal tersebut dilakukan karena Gaby anak melodi tersebut tidak bisa jauh dari Gina anak itu hanya akan tertidur jika Gina atau Dafa yang menggendong nya dan hal itu membuat semua orang yakin dengan sebuah keputusan bahwa Gaby akan diasuh oleh Gina dan juga Dafa.     

Mendengar hal itu membuat keduanya begitu bahagia namun kembali lagi Daffa bertanya kepada kedua mertua melodi karena setidaknya mereka berdua juga berhak untuk mengasuh Gina namun ibu Uci tidak keberatan seluruh keluarga Adnan malahan bahagia jika Gina dan juga Dafa bisa merawat anak melodi dan juga Adnan mendapatkan persetujuan seperti itu membuat keduanya dengan sangat bahagia menerima hal tersebut.     

"Mas kamu berangkat jam berapa?" tanya Gina. Wanita hamil itu, baru saja selesai memandikan Gaby, dan menatap ke arah jam sudah pukul 08.00 pagi.     

"Kamu lupa sayang kalau hari ini, adalah hari Sabtu. Dan kalau Sabtu, aku tidak ke kantor," ucap Daffa.     

Gina tersenyum kearah suaminya wanita itu lupa jika hari ini sang suami tidak bekerja pantas saja sejak tadi Daffa terus mengajak Gaby bermain. Sejak seminggu ini perhatian Gina terbagi terhadap suaminya dan juga Gaby.     

"Maaf ya Mas karena aku terlalu fokus sama Gaby jadi aku lupa sama kamu," ucap Gina. Mendengar hal itu sontak saja membuat Dafa menoleh kearah istrinya pria itu lalu menggelengkan kepala, "Gaby adalah anak kita kenapa apa aku harus marah ataupun cemburu Aku malahan begitu bahagia melihat Buna dan Gaby saat ini. Adik Gaby di perutnya buna pasti begitu bahagia melihat Buna kuat." Mendengar hal tersebut membuat Gina begitu bahagia, lalu keduanya keluar dari dalam kamar Hari ini adalah hari dimana memperingati 1 minggu kepergian kedua orang tua Gaby dan nanti malam akan ada acara pengajian di rumah ini. Ketika sampai di lantai bawah Gina bisa melihat kedua orang tuanya sedang duduk di meja makan sambil menunggu mereka untuk turun setelah sampai di meja makan Gaby langsung diambil oleh Bunda Karisa dan Cina mulai menyiapkan beberapa makanan untuk sang suami.     

Setiap pagi selama satu minggu ini mereka semua saling menutupi apa yang terjadi ketika berada di dalam kamar bunda Carissa akan terus menangis mengingat akan kepergian anak pertamanya namun ketika sudah berada di luar kamar wanita itu akan berubah menjadi sosok wanita yang kuat bukan hanya Bunda Carissa tapi ayah Bian juga melakukannya hal sama pria itu sangat mudah menutupi sedih annya mereka semua melakukan hal tersebut karena tidak mau membuat Gina khawatir.     

Saat Gina pingsan dokter sudah memberitahukan bahwa kondisi kandungan Gina yang tidak baik dan juga perasaan ibu hamil yang terguncang dapat membuat Gina bermasalah dengan kandungannya hal itu membuat semua orang menjadi takut dan berusaha untuk terlihat lebih tegar meskipun hati mereka begitu sakit.     

###     

Selamat membaca dan terima kasih     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.